Hai! sekarang gua mau kasih tau tentang penjajahan belanda. Di baca ya!!!
Penjajahan belanda
Pada abad ke-16 berlayarlah
bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol,
Inggris, dan Belanda. Tujuan mereka mencari rempah-rempah. Selain itu mereka
juga menyebarkan agama Kristen. Dari pelayaran tersebut sampailah mereka ke
Nusantara. Setelah sampai di Nusantara timbullah keserakahan mereka. Semula
mereka hanya berdagang kemudian mereka ingin menguasai Nusantara. Diantara
mereka yang paling lama menguasai dan menjajah Indonesia adalah bangsa Belanda.
Kita akan mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam membebaskan
dirinya dari belenggu penjajahan. Bagaimana para pemuda bangsa terketuk hatinya
untuk mengadakan gerakan nasional. Peranan para pemuda yang sangat besar
sehingga lahir sumpah pemuda. Bagaimana kalian meneladani jejaknya? kalian akan
bangga bukan? Tentunya kita harus bangga pada tokoh pejuang bangsa kita.
Sebelum mempelajari materi yang
baru, adakah di antara kalian yang belum memahami materi yang lalu? Sekarang
marilah kita pelajari tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang. Untuk mengawali, perhatikan penjelasan tentang
kedatangan penjajah Belanda di Indonesia. Tahun 1596 Belanda di bawah pimpinan
Cornelis de Houtman, pertama kali mendarat di Banten. Tahun 1602 Belanda
mendirikan kongsi dagang VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie ) di Batavia
untuk memperkuat kedudukannya. VOC mempunyai hak istimewa disebut Octroi.
Gubernur Jendral VOC pertama Pieter Both, kemudian digantikan J. P. Coen.
VOC ingin menguasai pusat-pusat perdagangan, seperti Batavia, Banten, Selat
Sunda, Makasar, Maluku, Mataram (Jawa), dan berbagai daerah strategis lain.
Belanda dapat menguasai Nusantara karena politik kejam mereka yaitu politik adu
domba. Belanda mengadu domba raja-raja di daerah sehingga mereka terhasut dan
terjadilah perang saudara dan perebutan tahta kerajaan. Belanda membantu
pemberontakan dengan meminta imbalan daerah kekuasaan dagang (monopoli
perdagangan). Akhir abad ke-18 VOC bangkrut dan dibubarkan tanggal 31 Desember
1799. Indonesia diperintah oleh Kolonial Belanda dengan gubernur jendral
pertama Daendels yang sangat kejam. Rakyat dipaksa kerja rodi membuat jalan
sepanjang 1.000 km (dari Anyer–Panarukan), mendirikan pabrik senjata di
Semarang dan Surabaya juga membangun Pelabuhan Merak. Daendels digantikan
Jansens yang kemudian dikalahkan Inggris. Tahun 1816 Indonesia dikembalikan ke
Belanda, dengan Van den Bosch sebagai gubernur. Ia menerapkan politik tanam
paksa. Tujuannya untuk mengisi kas Belanda yang kosong.Tanam paksa
menyengsarakan rakyat, selain rakyat dipaksa menanam 1/5 tanahnya dengan
ketentuan Belanda, mereka juga dipaksa membayar pajak dan ganti rugi tanaman.
1. Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Mataram (Tahun 1628 dan
Tahun 1629)
Raden Mas Rangsang menggantikan Raden Ma Martapura dengan gelar Sultan Agung
Senapati Ing Alogo Ngabdurrachman. Ia adalah Raja Mataram yang memakai gelar
Sultan, sehingga lebih dikenal dengan sebutan Sultan Agung. Sultan Agung
memerintah Mataram dari tahun 1613–1645. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan
Mataram mencapai kejayaan. Dalam memerintah kerajaan, ia bertujuan
mempertahankan seluruh tanah Jawa dan mengusir Belanda dari Batavia. Pada masa pemerintahannya, Mataram menyerang ke Batavia dua kali (tahun 1628 dan tahun 1629), namun gagal. Dengan kegagalan tersebut, membuat Sultan Agung makin memperketat penjagaan daerah perbatasan yang dekat Batavia, sehingga Belanda sulit menembus Mataram. Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan digantikan putranya bergelar Amangkurat I.
2. Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten (1650–1682)
Sultan Ageng Tirtayasa memerintah Banten dari tahun 1650–1692. Di bawah
pemerintahannya, Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan. Ia berusaha
memperluas kerajaannya dan dan mengusir Belanda dari Batavia. Banten mendukung
perlawanan Mataram terhadap Belanda di Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa
memajukan aktivitas perdagangan agar dapat bersaing dengan Belanda. Selain itu
juga memerintahkan pasukan kerajaan Banten untuk mengadakan perlawanan terhadap
Belanda di Batavia. Kemudian mengadakan perusakan perkebunan tebu milik Belanda
di Ciangke. Menghadapi gerakan tersebut membuat Belanda kewalahan. Pada tahun
1671 Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota menjadi raja pembantu
dengan gelar Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji). Sejak saat itu Sultan Ageng
Tirtayasa beristirahat di Tirtayasa.
3. Sultan Hasanudin dari Makasar Sulawesi Selatan yang
Mendapat
Julukan Ayam Jantan dari Timur Pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin,
Kerajaan Makasar mencapai masa kejayaan. Cita-cita Sultan Hasanudin untuk
menguasai jalur perdagangan Nusantara mendorong perluasan kekuasaan ke
kepulauan Nusa Tenggara. Hal itu mendapat tentangan Belanda. Pertentangan
tersebut sering menimbulkan peperangan. Keberanian Sultan Hasanudin dalam
memimpin pasukan Kerajaan Makasar mengakibatkan kedudukan Belanda semakin
terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanudin, Belanda menjulukinya dengan sebutan
“Ayam Jantan dari Timur”.
4. Pattimura (Thomas Matulesi) dari Maluku
Pada tanggal 16 Mei 1817 Rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura (Thomas
Matulesi) mengadakan penyerbuan ke pos Belanda dan berhasil merebut benteng
Duurstede. Dari Saparua perlawanan meluas ke tempat lain seperti Seram, Haruku,
Larike, dan Wakasihu. Hampir seluruh Maluku melakukan perlawanan, sehingga
Belanda merasa kewalahan. Pada tanggal 15 Oktober 1817, Belanda mulai
mengadakan serangan besar-besaran. Pada bulan November 1817 Thomas Matulesi
berhasil ditangkap.
5.
Imam Bonjol dari Sumatra Barat
Rakyat Minangkabau bersatu melawan Belanda. Terjadi pada tahun 1830– 1837.
Perlawanan terhadap Belanda di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol. Untuk
mengatasi perlawanan rakyak Minangkabau, Belanda menerapkan siasat adu domba.
Dalam menerapkan siasat ini Belanda mengirimkan pasukan dari Jawa di bawah
pimpinan Sentot Prawiradirja. Ternyata Sentot beserta pasukannya membatu kaum
padri. Karena itu Sentot ditangkap dan diasingkan ke Cianjur,Jawa Barat. Pada
akhir tahun 1834, Belanda memusatkan pasukannya menduduki kota Bonjol. Tanggal
16 Juni 1835, pasukan Belanda menembaki Kota Bonjol dengan meriam. Dengan
tembakan meriam yang sangat gencar Belanda berhasil merebut Benteng Bonjol.
Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah. Dengan menyerahnya
Tuanku Imam Bonjol berarti padamlah perlawanan rakyat Minangkabau terhadap
Belanda.
6. Diponegoro (Ontowiryo) dari Yogyakarta (1825 – 1830)
Pangeran Diponegoro dengan nama kecil Raden Mas Ontowiryo, putra sulung
Sultan Hamengkubowono III, lahir pada tahun 1785. Melihat penderitaan rakyat,
hatinya tergerak untuk memperjuangkannya. Perlawanan Diponegoro pemicu utamanya
adalah pemasangan tiang pancang membuat jalan menuju Magelang. Pemasangannya
melewati makam leluhur Diponegoro yang dilakukan tanpa izin. Karena mendapat
tentangan, pada tanggal 20 Juli 1825 Belanda melakukan serangan ke Tegalrejo.
Namun dalam serangan tersebut tidak berhasil menemukan Diponegoro, karena
sebelumnya Diponegoro telah memindahkan markasnya di Selarong. Dalam perlawanan
melawan Belanda Pangeran Diponegoro dibantu Pangeran Mangkubumi, Sentot
Pawirodirjo, Pangeran Suriatmojo, dan Dipokusumo. Bantuan dari ulama pun ada,
yaitu dari Kyai Mojo dan Kyai Kasan Basri Untuk mematahkan perlawanan Diponegoro, Belanda melaksanakan siasat Benteng Stelsel (sistem benteng). Dengan berbagai siasat, akhirnya Belanda berhasil membujuk para pemimpin untuk menyerah. Melihat hal itu, Pangeran Diponegoro merasa terpukul. Dalam perlawanannya akhirnya Pangeran Diponegoro terbujuk untuk berunding. Dalam perundingan, beliau ditangkap dan diasingkan ke Makasar sampai akhirnya meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1855.
7. Pangeran Antasari dari Banjarmasin
Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Hidayat dan Pangeran
Antasari. Perlawanan tersebut terkenal dengan Perang Banjar, berlangsung dari
tahun 1859–1863. Setelah Pangeran Hidayat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur,
Jawa Barat perlawanan rakyat Banjar masih terus dilakukan dipimpin oleh
Pangeran Antasari. Atas keberhasilan memimpin perlawanan, Pangeran Antasari
diangkat sebagai pemimpin agama tertinggi dengan gelar Panembahan Amiruddin
Khalifatul Mukminin. Beliau terus mengadakan perlawanan sampai wafat tanggal 11
Oktober 1862.
8. Sisingamangaraja XII dari Tapanuli Sumatra Utara
Sisingamangaraja lahir di Baakara, Tapanuli pada 1849 dan menjadi raja pada
tahun 1867. Saat bertahta, ia sangat menentang penjajah dan melakukan
perlawanan, akibatnya ia dikejar-kejar oleh penjajah. Setelah tiga tahun
dikejar Belanda, akhirnya persembunyian Sisingamangaraja diketahui dan dikepung
ketat. Pada saat itu komandan pasukan Belanda meminta kembali agar ia menyerah
dan menjadi Sultan Batak, namun Sisingamangaraja tetap menolak dan memilih mati
daripada menyerah.
B.
Pergerakan Nasional Indonesia
Pergerakan nasional adalah perjuangan yang mengikutsertakan seluruh rakyat
Indonesia. Latar belakang timbulnya pergerakan nasional adalah rasa senasib dan
sepenanggungan, penderitaan rakyat akibat penjajahan, rakyat yang tidak
mempunyai tempat mengadu nasib, adanya golongan terpelajar yang sadar akan
perjuangan, dan kemenangan Jepang melawan Rusia pada tahun 1905. Sesudah tahun
1908 perjuangan banyak ditempuh dengan jalan diplomasi. Kegagalan perjuangan
sebelum tahun 1908 disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut. 1. Belum ada
persatuan dan kesatuan di seluruh Nusantara. 2. Perjuangan masih bersifat
kedaerahan. 3. Kalah dalam persenjataan dan teknik perang. Tokoh penting pergerakan nasional antara lain sebagai berikut. 1. R. A. Kartini lahir di Jepara 21 April 1879 Jawa Tengah. Menerbitkan buku Habis Gelap Terbitlah Terang , cita-citanya ingin memajukan kaum wanita sederajat dengan pria. Ia mendapat gelar pahlawan emansipasi wanita. 2. Dewi Sartika dari Jawa Barat. Ia mendirikan sekolah Kautaman Istri. 3. dr. Sutomo, pendiri Budi Utomo pada tangal 20 Mei 1908. BU adalah organisasi pergerakan nasional pertama maka kelahirannya diabadikan sebagai hari kebangkitan nasional yaitu tanggal 20 Mei. 4. K.H. Dewantoro lahir tanggal 2 Mei di Yogyakarta dengan nama kecil R. Suwardi Suryaningrat. Jasa beliau adalah sebagai berikut. a. Pendiri Indische Partij bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusuma. Mereka bertiga dikenal dengan nama Tiga Serangkai. IP berdiri tanggal 25 Desember 1912 di Bandung dengan tujuan ingin mempersatukan Indonesia mencapai kemerdekaan. b. Pendiri Taman Siswa tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta, organisasi pendidikan dan kebangsaan. Ia mempunyai semboyan “Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani .” Karena jasa beliau di bidang pendidikan beliau mendapat gelar Bapak Pendidikan Nasional. Dan tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. 5. Douwes Dekker adalah mantan residen Lebak, ia menulis buku Max Havelaar dengan nama samaran Multatuli. Isi buku menceritakan penderitaan rakyat selama 31 tahun sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Buku itu menggegerkan warga Belanda, akhirnya tanam paksa dibubarkan. Douwes Dekker juga ikut mendirikan Indische Partij. Tokoh lain yang ikut dalam pergerakan nasional adalah Saman Hudi (pendiri SDI) dan Hos Cokroaminoto, K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Ir. Soekarno, dan kawan-kawan (pendiri PNI), dan Muh. Hatta (pendiri PI).
C. Peranan
Sumpah Pemuda
dipimpin oleh R. Satiman Wirjosandjojo. Tahun 1918 berganti nama dengan Jong
Java. Tahun 1917 Moh. Hatta mendirikan Jong Sumatranen Bond (JSB). Tahun 1918
pemuda Ambon mendirikan Jong Ambon. Setelah itu menyusul Jong Celebes, Jong
Batak, dan Sekar Rukun (Sunda). Tujuan
mulia Trikoro Darmo yaitu sakti, budi, dan bakti. Pada bulan Nopember 1925
organisasi itu mengadakan pertemuan di Jakarta dan sepakat untuk berkumpul
kembali. Pada bulan April 1926 diadakan kongres pemuda I di Jakarta. Ketuanya
adalah M. Tabrani dan Sumarto sebagai wakilnya. Sekretarisnya adalah Jamaludin
Adinegoro, dan Suwarso sebagai bendaharanya. Pada tanggal 27–28 Oktober 1928
diadakan Kongres Pemuda II. Ketua : Soegondo Djojopuspito Wakil
Ketua : Djoko Marsaid Sekretaris : Moh. Yamin Bendahara : Amir
Syarifudin Kongres Pemuda II menghasilkan Ikrar Sumpah Pemuda yang isinya
sebagai berikut. 1. Kami putra-putri Indonesia, mengakui bertumpah darah yang
satu, tanah air Indonesia. 2. Kami putra-putri Indonesia, mengakui berbangsa
satu, bangsa Indonesia. 3. Kami putra-putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Sebelum sumpah pemuda dibacakan dinyanyikan lagu
Indonesia Raya oleh W.R. Supratman, setelah itu setiap pertemuan dimulai
dinyanyikan lagu Indonesia Raya untuk menggugah semangat pemuda. Pada tanggal
22 Desember 1928 diadakan kongres organisasi wanita di Yogyakarta. Tanggal 22
Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Untuk membantu militer Jepang dibentuk
organisasi Seinendan, Fujinkai, Bogodan (pembantu polisi), Keibodan dan Heiho
(pembantu prajurit). Tahun 1943 dibentuk PETA (tentara pembela tanah air) dan
giguyun (tentara suka rela) yang bertugas mempertahankan wilayahnya. Untuk
kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa bekerja. Jepang
menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa bekerja di tengah hutan,
di tebing, pantai, sungai untuk membuat lapangan terbang dan kubu-kubu
pertahanan serta rel kereta api. Romusha dipekerjakan di dalam dan luar negeri
seperti Burma, Malaysia dan Thailand. Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan sandang. Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak untuk dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di Indonesia selama kurang lebih tiga setengah tahun. Beberapa tokoh pahlawan yang mengadakan perlawanan terhadap Jepang, yaitu 1. Tengku Abdul Jalil dan Tengku Abdul Hamid memimpin perlawanan di Aceh tahun 1942 dan 1944. 2. K.H. Zainal Mustafa di Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat tahun 1944. 3. Pang Suma di Tayan Pontianak Kalimantan Barat tahun 1944. 4. L.Roemkorem di Papua tahun 1943. 5. Supriyadi di Blitar Jawa Timur tanggal 14 Februari 1945.
Jadi itu sejarah bangsa kita. Kita harus lebih banyak belajar untuk menghargai jasa para pahlawan. Belajar lebih ya!